Menjadi aparat negara tak menjamin kehidupan serba cukup. Brigadir Wawan
Mulyana sudah satu tahun menjalani dua profesi ; Anggota Sabhara Polsek
Tarogong, Garut dan tukang bakso. Profesi tukang bakso digeluti
lantaran penghasilan sebagai polisi tak cukup menutupi biaya berobat
anaknya Rema Akelia.
Putri semata wayangnya itu divonis kelenjar tiroid yang tak berfungsi baik sejak usianya masih tiga tahun. Rema terpaksa harus bolak-balik berobat dengan biaya tak sedikit.
"Untuk biaya satu bulan berobat saja bisa menghabiskan Rp 3 juta, maka habis uang saya," kata Wawan kepada merdeka.com, Rabu (4/6).
Rema jika tidak diobati akan mengganggu pertumbuhan syaraf. Sehingga ketergantungan obat masih harus terus dilakukan. "Kita bingung berobat ke sana-sini semuanya mahal, belum lagi untuk biaya hidup," jelasnya.
Wawan sudah satu tahun membantu istrinya jualan bakso. "Mau gimana lagi saya jualan untuk memenuhi kebutuhan hidup," imbuhnya.
"Dulu sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri tapi karena alatnya belum canggih jadi memang harus diobati juga yang obatnya memang mahal," jelasnya.
Jaminan kesehatan dari pemerintah yang digulirkan lewat BPJS menurut dia, tidaklah seperti yang diharapkan. "BPJS itu buat yang ringan saja, batuk dan flu, kalau seperti anak saya katanya enggak bisa di-back up," terangnya.
Di rumahnya Wawan mengaku membuka ragam makanan seperti bakso, sate hingga nasi goreng. Jika dinas tidak memakan waktu sampai larut malam ia berjualan bakso di sekitar pemancingan dekat rumahnya.
"Saya jualan di sekitar pemancingan. Karena pemancingan itu memang punya adik saya, di situ suka ramai," jelasnya.
Harapan dia tak muluk-muluk. Melalui usaha dan doa yang ada semoga anaknya bisa sembuh. "Mohon doanya saja agar usaha saya lancar dan anak saya bisa sehat lagi," ungkapnya.
Putri semata wayangnya itu divonis kelenjar tiroid yang tak berfungsi baik sejak usianya masih tiga tahun. Rema terpaksa harus bolak-balik berobat dengan biaya tak sedikit.
"Untuk biaya satu bulan berobat saja bisa menghabiskan Rp 3 juta, maka habis uang saya," kata Wawan kepada merdeka.com, Rabu (4/6).
Rema jika tidak diobati akan mengganggu pertumbuhan syaraf. Sehingga ketergantungan obat masih harus terus dilakukan. "Kita bingung berobat ke sana-sini semuanya mahal, belum lagi untuk biaya hidup," jelasnya.
Wawan sudah satu tahun membantu istrinya jualan bakso. "Mau gimana lagi saya jualan untuk memenuhi kebutuhan hidup," imbuhnya.
"Dulu sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri tapi karena alatnya belum canggih jadi memang harus diobati juga yang obatnya memang mahal," jelasnya.
Jaminan kesehatan dari pemerintah yang digulirkan lewat BPJS menurut dia, tidaklah seperti yang diharapkan. "BPJS itu buat yang ringan saja, batuk dan flu, kalau seperti anak saya katanya enggak bisa di-back up," terangnya.
Di rumahnya Wawan mengaku membuka ragam makanan seperti bakso, sate hingga nasi goreng. Jika dinas tidak memakan waktu sampai larut malam ia berjualan bakso di sekitar pemancingan dekat rumahnya.
"Saya jualan di sekitar pemancingan. Karena pemancingan itu memang punya adik saya, di situ suka ramai," jelasnya.
Harapan dia tak muluk-muluk. Melalui usaha dan doa yang ada semoga anaknya bisa sembuh. "Mohon doanya saja agar usaha saya lancar dan anak saya bisa sehat lagi," ungkapnya.
sumber : Merdeka com
Tambahan dari pemilik blog.
Selama saya mendalami dan bekerja menjadi agent asuransi dengan mata kepala sendiri melihat hal-hal/kejadian seperti itu, dan itu adalah fakta. Sungguh Ironis Jika seorang yang menjalani tugas sebagai aparat keamanan dengan resiko yang amat besar sehingga nyawa pun menjadi taruhannya, tetapi ketika salah satu anggota keluarga mengalami sakit dari segi fasilitas dari tempatnya bernaung dan sarana pemerintah (BPJS) tidak dapat berbuat banyak untuk hal itu, sehingga menyebabkan harus mencari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Kejadian ini merupakan salah satu pesan bahwa "Pentingnya Memiliki Asuransi Untuk Keluarga" dimana asuransi (asuransi kesehatan) ini bisa dimiliki ketika anda tidak membutuhkannya (keadaan sehat) , Namun asuransi ini tidak bisa dimiliki jika anda sudah membutuhkannya (keadaan sakit).
"Sisihkanlah sebagaian uang kecil dari penghasilan anda untuk membeli uang besar, namun jika anda tidak menyisihkan uang kecil ini (krn msh sehat, tidak butuh atau utk hal yg bersifat konsumtif) maka anda akan dipaksa mengeluarkan uang besar (biaya sakit)".
Jika anda yang memiliki penghasilan lebih ataupun memiliki usaha maka milikilah asuransi sesuai dengan resiko yang ada, miliki sesuai kebutuhan karena ini akan benar-benar sangat membantu 100%, jangan sampai asuransi yang dimiliki Under Insured (dibawah pertanggunggan) dan Jika sampai Over Insured khususnya di asuransi jiwa atau asuransi sakit kritis maka ini sebagai penambah aset, mengapa demikian ?? jika memang terjadi resiko seperti hal-nya sakit kritis, cacat tetap / total maka secara pasti tentu akan sangat membutuhkan biaya hidup yang sangat-sangat besar, dimana sudah tidak bisa bekerja atau tidak lagi berpenghasilan. Jangan sampai aset yang sudah dikumpulkan berpuluh-puluh tahun habis seketika, atau berkurang dan akan lebih baik aset yang dimiliki bertambah karena ini tentu sangat berguna utk yang ditinggalkan menjalani hidup lebih baik.
"Tidak ada orang yang Bangkrut karena membayar premi asuransi, tetapi banyak orang bangkrut karena Tidak memiliki Asuransi"
Jika anda yang memiliki penghasilan yang hanya terbatas kepada kata cukup, maka berusahalah untuk menghilangkan mengeluarkan uang untuk hal yg konsumtif, dan menabunglah minimal Rp 15.000 s/d Rp 30.000 per hari, untuk memiliki asuransi kesehatan ini akan sangat meringankan jika anda jatuh sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit.
Saya : Memiliki Asuransi untuk Pribadi dan anggota keluarga sangat penting karena asuransi yang dimiliki 100% pasti akan terpakai suatu saat.Anda : Mengapa demikian ??Saya : Ya, Karena dalam kehidupan manusia ini, sakit itu sudah pasti namun besar atau kecil dan kapan kita tidak mengetahuinya. Begitu pula dengan meninggal karena sudah pasti akan meninggal ini semua dikarenakan memang manusia tidak ada yang hidup abadi.Anda : Apa yang harus saya lakukanSaya : Belajarlah untuk menyisihkan sebagian kecil penghasilan anda untuk berasuransi.
- Mengapa anda ragu dengan asuransi (merasa masih muda dan sehat)
- Apa yang harus dipikirkan asuransi tidak bagus dan penting (saya pikir-pikir dulu / banyak cicilan apa yang terjadi jika anda sakit apakah cicilan anda tidak akan terganggu)
- Apa yang harus ditanyakan (tanya istri tanya suami dulu)
- Apa yang harus dipelajari (saya pelajari dulu ilustrasi / proposalnya, sebaiknya pelajari hal itu langsung dari orang yg menawarkannya karena tentu dia akan lebih mengerti dari anda)
Penolakan diatas adalah hal wajar, bagi anda yang belum memiliki asuransi adalah hal yang wajar pula bagi saya, itu semua dikarenakan anda tidak mengerti akan asuransi dan manfaat asuransi.
Asuransi bisa digunakan untuk memproteksi penghasilan, asuransi bisa digunakan untuk memproteksi aset , asuransi bisa digunakan untuk biaya-biaya Rumah Sakit, Asuransi bisa digunakan untuk pengganti penghasilan.
Periksa kembali polis yang dimiliki apakah sudah sesuai dengan kebutuhan, apakah polis yang dimiliki sudah mengcover semua (Jiwa, Sakit Kritis, Sakit yg perlu di Rawat, cacat/tetap atau total) miliki lah asuransi selagi dari muda,masih produktif dan belum pensiun, karena dengan bertambahnya usia resiko akjan semakin besar dan premi asuransi pun akan semakin mahal beserta jika sudah pensiun tidak akan ada lagi penghasilan utk membayar premi asuransi atau jika masih memiliki penghasilan setelah usia pensiun karena memiliki usaha tetapi sudah memiliki sakit ataupun sudah menjalani rawat inap di RS, maka peluang untuk memiliki asuransi akan menjadi sangat kecil karena resiko-resiko tsb.
Periksa kembali polis yang dimiliki apakah sudah sesuai dengan kebutuhan, apakah polis yang dimiliki sudah mengcover semua (Jiwa, Sakit Kritis, Sakit yg perlu di Rawat, cacat/tetap atau total) miliki lah asuransi selagi dari muda,masih produktif dan belum pensiun, karena dengan bertambahnya usia resiko akjan semakin besar dan premi asuransi pun akan semakin mahal beserta jika sudah pensiun tidak akan ada lagi penghasilan utk membayar premi asuransi atau jika masih memiliki penghasilan setelah usia pensiun karena memiliki usaha tetapi sudah memiliki sakit ataupun sudah menjalani rawat inap di RS, maka peluang untuk memiliki asuransi akan menjadi sangat kecil karena resiko-resiko tsb.
Selamat berasuransi.
